Pages

Jumat, 12 Oktober 2012

Sejarah Gunung Pegat babat lamongan jawa timur

Telah kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai masyarakat adat dengan sistem kepercayaan yang bermacam-macam dan masih di pegang teguh oleh sebagian komunitas, seperti masyarakat Desa Karang Kembang yang percaya terhadap mitos. Mitos merupakan sebuah problem tersendiri bagi masyarakat yang menganutnya, terutama pada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seharihari, karena mitos yang diyakini oleh suatu komunitas masyarakat merupakan suatu kejadian pada zaman dahulu yang mempunyai arti penting bagi kehidupan. 
Mitos disini adalah semacam takhayyul sebagai akibat ketidakt ahuan manusia yang lambat laun berubah menjadi kepercayaan yang biasanya dibarengi dengan rasa ketakjuban, ketakutan atau kedua-duanya. Dan dalam reaksinya lalu timbul rasa hormat yang berlebih-lebihan, yang melahirkan sikap pemujaan (kultus).
Sebagaimana mitos “Gunung Pegat” yang dipercaya oleh masyarakat Desa Karang Kembang Kec. Babat Kab. Lamongan serta beberapa wilayah Kabupaten Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Kediri dan Blitar serta Tulung Agung Menjadi fenomena tersendiri yang berhubugan dengan perceraian. 
Mitos ini berawal ketika zaman pendudukan Belanda, dimana rakyat Indonesia diperlakukan seperti hewan, disuruh bekerja siang-malam tanpa upah. Istilah ini dikenal dengan kerja “Rodi”. Untuk memudahkan invasi Belanda terhadap Indonesia, ketika itu masyarakat disuruh bekerja membangun Jalur kereta api 1917 yang menghubungkan antarta wilayah utara Jawa Timur dengan wilayah selatan Jawa Timur dengan menerobos gunung. Dengan susah payah masyarakat berusaha meratakan gunung untuk dibuat jalan, tidak sedikit korban jiwa dalam pembangunan jalan itu. Oleh karena itu masyarakat “menyumpahi” dengan perkataan “barang siapa yang melewati jalan ini maka akan pegatan”.
Keberadaan mitos ini lebih dititikberatkan pada keutuhan rumah tangga bagi pengantin yang melewati Gunung Pegat. Tidak heran, jika ada rumah tangga yang hancur selalu dikaitkan dengan mitos tersebut. Hal ini menjadi problem bagi orang tua yang menikahkan Putra-Putrinya apabila berbatasan dengan Gunung Pegat, karena jika tidak sesuai dengan mitos (melanggarnya) maka banyak resiko yang akan menimpanya seperti keluarganya tidak harmonis, sengsara, rizkinya sulit, tidak punya anak, meninggal dll.

Berdasarkan pada pengalaman dan pemahaman masyarakat di Desa Karang Kembang Kec. Babat Kab. Lamongan, mitos "Gunung Pegat" sudah menjadi bagian peraturan yang harus benar-benar dianutnya dan tidak boleh dilanggar pasangan untuk sampai pada proses perkawinan. Hal seperti ini pernah dilakukan oleh Taufik yang ingin menikahi Perempuan asli Lamongan. karena berbatasan dengan Gunung Pegat maka pernikahan tidak dapat dilangsungkan.
 By Denie Ervianto

14 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Penasaran banget tempatnya 😊

    BalasHapus
  3. gmna kbr puncak wangiy mas brooow...!! makin tambah seru klo dicoret sejaray....??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emangnya disana gimana ya sejarahnya soalnya kemaren saya ada acara kemah bantara disana selama 3 hari 2 malam awalnya malam pertama tidak terjadi apa apa tapi malam kedua banyak teman saya yang kesurupan. Bisa tolong dijawab bagaimana sejarahnya??

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Walah den iki blogmu ta,,,,
    Sendang cangi d ulas sekalian,seru tuh sejarahnya
    Om arik

    BalasHapus
  6. hahahahahaaa .. .. siapp .. sejarah gua,ne ta ???

    BalasHapus
  7. Warunge lek wit ojolali ditulis den hahahaha

    BalasHapus
  8. kalo jombang bojonegoro kan juga musti lewat gunung pegat .. hik hik

    BalasHapus
  9. percaya ga percaya tp saya pernah melewatinya 4th yang laluπŸ˜€

    BalasHapus
  10. Mas Deny, saya tertarik tentang ulasan Gunung Pegat yang njenengan tulis. Kalau boleh tau adakan. Buku sejarah yg menjadi sumber rujukan dan referensi terkait rodi Belanda ketika meratakan gunung demi membuka akses jalan kereta? Soalnya tema ini menarik dan mau tak buat cerpen. Makasih πŸ™

    BalasHapus
  11. Sorry mas bro.... saya pernah baca buku yg menceritakan tentang asal usul gunung pegat.katanya nama gunung pegiat berkaitan dengan peristiwa perang Bubat yg terjadi di babat.di ceritakan perkawinan antara raja Hayam Wuruk dengan putri raja Pajajaran,diyah Pitaloka berubah jadi peperangan dahsyat,yg mengakibatkan tewas nya sang putri.. dalam keadaan terluka sang putri berlari ke arah gunung pegat.. dan sebelum meninggal sang putri berucap.. siapa saja pengantin yang melewati gunung ini akan pegat an..(cerai).. sejak itu gunung itu di namakan gunung pegat...(hanya Allah yang tahu kebenaran nya)

    BalasHapus
  12. Maaf mas deni, mohon dicantumkan referensi karena ini adalah tulisan skripsi dari arif hidayat lulusan uin malang biar todak dianggap plagiasi πŸ™

    BalasHapus

yang sopan